Langit Jakarta mendung, ditutupi oleh awan kelam gelap dan menutupi sang mentari.
Sang mentari ditutupi oleh awan gelap shingga sinarnya pun pudar.
Kapankah ada angin yang meniup awan itu untuk pergi dan dapat membuka secercah sinar sang mentari yang dapat menerangi bumi, menghangatkan jiwa, menyinari ladang-ladang mereka sehingga tumbuh subur, burung pun dapat bersiul, ayam dapat berkok memberitahukan bahwa hari sudah pagi.
Ataukah awan itu akan tetap ada, dan mengguyur dengan hujan yang lebat dan deras, sehingga membanjiri rumah-rumah, ladang-ladang, dan kandang mereka, membuat kita semua tidak memiliki semangat dan hanya berhasrat untuk tidur.
Kita hanya manusia biasa yang hanya dapat berusaha sekuat mungkin untuk meniup awan itu agar pindah dari kegelapan kehidupan kita. “Ikhtiar dan doa” ya, hanya itu yang bisa dilakukan kita sebagai seorang manusia biasa dan pada akhirnya ALLAH lah yang dapat menggerakkan seluruh hati manusia senhigga kita dapat bersama-sama meniup awan gelap itu agar kegelapan dapat terlewati…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar